Sunday, July 1, 2018

Petani serta Warisan Peradaban

Menulis yaitu satu diantara 3 kebiasaan intelektual yang jadi pondasi suatu peradaban. Lihatlah peradaban-peradaban lama yang sudah punah serta hilang namun bisa kita kenali sejarahnya lantaran ada peninggalan berbentuk tulisan seperti prasasti serta manuskrip umpamanya. Dari peningalan itu kita jadi tahu begitu peradaban dahulu sudah berkembang serta maju.

Di masa demokrasi seperti saat ini kebebasan berekspresi, mengemukakan inspirasi serta pemikiran demikian di beri tempat. Oleh karenanya tidak sedikit yang memakainya sebagai alat perjuangan, memperjuangkan idealisme atau ideologi yang mereka anggap benar serta pantas diperjuangkan. Hingga nampak arti populernya keyboard warrior (pasukan keyboard), panastak serta panasbung.

Sepakat atau tak, mungkin saja di sanalah letak kelebihan tulisan. Walaupun tidak tampak kasat mata, tetapi efeknya dapat menembus relaung hati yang terdalam, serta sekalian menggerakkan anggota badan lain untuk melakukan tindakan serta bergerak.

Menulis telah jadi hoby serta habbit (rutinitas) untuk kebanyakan orang. Nyaris kebanyakan orang, diakui atau tak, memiliki bakat jadi penulis. Terlebih di masa medsos seperti itu. Mungkin nyaris tidak ada orang yang tidak mempunyai account facebook, menulis status, kirim photo serta unggah video.

Nyaris kebanyakan orang dengan beragam latar belakang, termasuk juga petani. Tipologi petani sesungguhnya dari sisi tehnologi budidaya tidaklah jauh tidak sama dengan negara lain. Bahkan juga banyak petani dari negara lain yang belajar tani dari negara kita.

Dari sisi tehnologi info, petani kita telah akrab serta familiar dengan medsos (social media). Nyaris seluruhnya type petani, pangan serta horti mungkin saja telah mempunyai account facebook. Terutama saat ini di masa android, petani dapat meng-install beragam aplikasi pertanian.

Di dalam gosip penutupan medsos, seperti telegram, youtube serta facebook ini sesungguhnya bergantung bagaimanakah semasing orang memakainya. Bila dipakai untuk kejahatan jadi sejatinya ia tengah menanam untuk dianya.

Lain perihal bila medsos serta internet dipakai untuk sharing. Sharing pengetahuan serta pengalaman tak ada ruginya, malah faedah serta pahalanya selalu mengalir. Pengetahuan serta tulisan anda tidak bakal kadaluarsa untuk diwariskan ke anak cucu anda.

Yakinlah anda bakal memperoleh pahala sewaktu ada orang yang mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya dari anda. Jangan sampai takut pengetahuan anda menyusut, malah selalu termotiasi untuk selalu belajar serta sharing.

Siapa saja anda baik petani, praktisi, mahasiswa atau siapa saja yang perduli dengan bagian pertanian Indonesia. Topik perihal apa pun di bagian pertanain, supaya pengetahuan serta pengalaman anda dapat berguna untuk orang lain.

Seperti kata pepatah, “jika gajah mati meningggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama, inspirasi serta ide yang selalu tidak mati sampai generasi diakhir jaman nanti”.

Petani sebagai insan cita akan mewariskan peradaban untuk generasi hari esok. Di masa saat ini petani dapat mewariskan inspirasi, ide serta pengalamannya berbentuk tulisan yang tersimpan di server internet serta di baca oleh umat manusia di semua dunia.

No comments:

Post a Comment